Cinta itu Buta dan Kebutaan itu Menyiksa

Cinta itu Buta dan Kebutaan itu Menyiksa - Dear blog kali ini curhat sedikit mengenai cinta yang sering dikatakan orang bahwa cinta itu buta dan memang bedasarkan pengalaman kebutaan cinta memang menyiksa sehingga hati-hati dengan yang namanya cinta, jangan sampai sobat hancur karenanya.

Sebagai tambahan cerita tentang pengalaman pribadi saya maka akan saya bagikan pada 'Cinta itu Buta dan Kebutaan itu Menyiksa' kali ini semoga saja sobat bisa mengambil hikmah dari ceritaku ini sehingga tidak merasa tertipu oleh diriku yang terjadi baru-baru ini.

Ceritanya berawal sejak kami satu sekolah semasa SMA namun kala itu hanya sekedar saling mengagumi dimana aku mengaguminya karena dia benar-benar cantik dibandingkan dengan yang lain dan waktu itu hanya sekedar berharap bisa memilikinya sedangkan dia mengagumiku karena aku dikenal cukup pintar pada masa sekolah.

Tak heran jika banyak cowok yang berusaha mendapatkan cintanya maupun hanya sekedar kenal dekat dengannya namun satu hal yang membuat cowok berpikir 2x kali untuk melakukan itu karena memang sifat judesnya cukup menambah hati penasaran.

Singkat cerita kami pun lulus SMA dan semua telah memilih jalannya masing-masing, ada yang keluar kota untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, ada juga yang melanjutkan di rumah membantu orang tua mencari nafkah sedangkan aku sendiri memilih libur panjang hingga puas sebagai pengangguran.

Tanpa terasa aku telah lama liburan dan terhitung sedikitnya 2 tahun kuhabiskan waktu hanya dengan sedikit aktifitas yang membuatku mulai jenuh sedangkan dirinya tak tahu kabar berita, namun setelah itu ada keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi disamping rasa jenuh yang kian menumpuk.

Singkatnya kau diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di ibukota provinsi dengan beasiswa perwakilan dari 3 daerah kabupaten yang masing-masing kabupaten terdiri dari hingga 40 mahasiswa lebih dengan pembiayaan ditanggung oleh Pemkab masing-masing.

Nah salah seorang dari temanku itu rupanya teman sidia yang telah lama tak ada kabar berita, rupanya temanku itu merupakan teman satu sekolah tinggi di kabupaten kami bersamanya namun ditinggalkannya setelah lulus masuk perguruan tinggi di tempatku diterima.

Akhirnya komunikasi kami terjalin kembali dan aku mulai lupa dengan kekagumanku kala SMA sehingga kehadiran dirinya tak begitu berpengaruh bagiku disamping memang niat awal ialah menyelesaikan studi di perguruan tinggi ini dengan baik.

Semua berjalan hari demi hari ke bulan hingga tahun tanpa terasa ku telah menyelesaikan studi ini selama 5 tahun lengkap dengan pendidikan keprofesian hingga tuntas sehingga harus kembali ke kampung halaman untuk menjadi diriku seperti yang dulu sambil coba mencari kerja sesuai profesi yang kujalani.

Komunikasi antara aku dan dia terus berlanjut makin hari makin dekat hingga tidak sungkan lagi untuk saling curhat baik masalah keluarga maupun pribadi masing-masing dan ini menjadi sebuah kebutaanku yang menyiksa karena cinta yang mulai tumbuh.

Oke deh bersambung dulu karena laptop lagi lowbat nih sedangkan listrik lagi pada, nanti pasti disambung lagi karena memang seru ceritanya.